Action Plan: Konservasi Rafflesia arnoldii dengan Model Katenong
Rafflesia arnoldii
Raflesia arnoldii
merupakan salah satu spesies flora yang terancam punah sehingga perlu upaya
untuk melakukan konservasi Rafflesia, sayangnya konservasi Rafflesia
sendiri memiliki kendala yang perlu diperhatikan. Konservasi Rafflesia
memiliki 3 faktor kendala yaitu biologi, reproduksi biologi, dan populasi.
Faktor biologi dimana Rafflesia merupakan tumbuhan yang bersifat
holoparasit sehingga keberadaannya sangat tergantung dari inang lainnya.
Permasalahan kedua berupa sistem reproduksi dimana Rafflesia membutuhkan
bunga jantan dan betina mekar, keberadaan agen penyerbuk juga menjamin terjadinya
penyerbukan. Kebanyakan dalam satu lokasi hanya satu bunga yang mekar dimana
dalam satu inang bunga yang mekar memiliki satu jenis kelamin, biasanya
berkelamin jantan semua, dan sangat jarang bunga jantan dan betina dijumpai
mekar bersama.
Kendala ketiga yaitu besaran populasi,
mortalitas, dan rekruitmen kuncup baru. Rata-rata populasi R. arnoldii
di Provinsi Bengkulu adalah 10 kuncup dengan rentang populasi terkecil 3 kuncup
dan terbanyak 22 kuncup. Angka ini menunjukkan rerata ukuran populasi Rafflesia
yang sangat kecil dibanding bunga besar lainnya sehingga dari segi demografi
sangat rentan mengalami ancaman kepunahan. Rafflesia dikenal memiliki
laju kematian yang tinggi dan sangat bervariasi tergantung dari waktu. R.
arnoldii di Bengkulu memiliki kisaran kematian kuncup antara 20-100%.
Konservasi Rafflesia dapat
dilakukan dengan konservasi in-situ atau upaya konservasi di habitat
aslinya menggunakan model Katenong. Model Katenong merupakan
upaya konservasi Rafflesia di lahan penduduk namun jauh dari pemukiman.
Model ini adalah model yang paling sederhana dan sangat strategis dengan
peluang keberhasilan yang sangat besar jika dilakukan dengan baik. Bunga Rafflesia
dapat tumbuh di bagian lahan yang curam, tidak begitu luas, tidak cukup
produktif, dan menguntungkan untuk ditanami tanaman perkebunan namun memiliki
kekurangan berupa pemilik lahan menjadi faktor penentu keberhasilan konservasi
ini.
Model Katenong merupakan gabungan dari penyuluhan dengan memanfaatkan bagian lain lahan yang lebih intensif, pemberian bibit tanaman yang bermanfaat ganda (multipurpose trees), dan anjuran memberikan bantuan keuangan bagi orang yang berkunjung ke lokasi ini. Perlindungan populasi Rafflesia untuk menghindari kepunahan dapat dilakukan teknik zoning. Sistem zoning ini terdiri dari zona inti, transisi, penyangga, dan produktif. Zona inti sangat penting karena minim campur tangan manusia serta ada zona transisi yang melindungi zona inti. Sistem zoning diharapkan dapat membebaskan tekanan ekologi dan ekonomi bagi Rafflesia sehingga sangat cocok bagi Rafflesia di lahan penduduk atau kawasan hutan yang dekat dengan pemukiman.
Mari kita lestarikan Rafflesia arnoldii sebagai salah satu spesies flora kebanggaan Indonesia! Salam Lestari!
Sumber:
Susatya, A. 2011. Rafflesia Pesona Bunga Terbesar di Dunia. Direktorat Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung, Bengkulu.
Semangat menjalankan misi !
BalasHapusTerima kasih!
HapusWahh sangat informatif. Semangat untuk kita semuaa! Salam lestari
BalasHapusSalam lestari!
HapusKEREN BANGET kakkk
BalasHapusTerima kasih!
Hapus